Sambut Nyepi Tahun 2024, Pawai Ogoh-ogoh Digelar di Pura Agung Wira Loka Natha, Kota Cimahi

    Sambut Nyepi Tahun 2024, Pawai Ogoh-ogoh Digelar di Pura Agung Wira Loka Natha, Kota Cimahi
    Kapolsek Cimahi Menghadiri Kegiatan Parade Ogoh-Ogoh Tahun 2024 di Kota Cimahi

    Kota CImahi - Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1946/Tahun 2024 di Kota Cimahi. Kapolsek Cimahi mewakili Kapolresta Cimahi menghadiri kegiatan Parade Ogoh-Ogoh bertempat di Pura Agung Wira Loka Natha, Kota Cimahi. Minggu, (10/03/2024)

    Kapolsek Cimahi Kompol Donny Irawan, SH, didampingi Panit Opsnal Intelkam Polsek Cimahi Iptu Agus Supriyanto, SH, Ketua PH PHDI Provinsi Jabar Brigjen (Purn) I Made Riawan S.Psi, M.I.P. Panitia Ogoh-ogoh Caka 1946 tahun 2024, para sekaa taruna-taruni, muda mudi hindu dan koordinator ogoh-ogoh masing Banjar dan lingkungan Bandung Raya dan Warga Kota Cimahi.

    Ratusan warga memadati rute pawai dengan titik mula di kawasan Pussen Arhanud Jalan Sriwijaya Kota Cimahi hingga berakhir di Pura Agung Wira Loka Natha. Sebelum dilaksanakan pawai budaya, digelar penampilam dari Tim Kesenian Sunda, Palembang dan kesenian tari pendet, dan tari satya brasta.

    Pawai tersebut lazim digelar warga Hindu di Pulau Bali, namun umat Hindu dari Bandung Raya dan warga Cimahi pun antusias menyambut peristiwa yang baru kali pertama berlangsung di Kota Cimahi.

    Seperti diungkapkan umat Hindu bernama Komang Ayu Rosa Wulandari (19) warga Cihanjuang Kota Cimahi. Dia merasa sangat bersemangat karena untuk pertama kalinya, perayaan Hari Raya Nyepi di Cimahi disemarakkan dengan kehadiran pawai ogoh-ogoh.


    Filosofi ogoh-ogoh

    Dia mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara ogoh-ogoh yang dipertunjukkan di Bali dengan yang dipamerkan di Kota Cimahi, khususnya dalam hal dimensi dan bentuk. Selain itu, ogoh-ogoh turut mengandung filosofi seperti mengusir roh jahat, menyucikan diri dari hal-hal negatif, sehingga nantinya akan dilakukan pembakaran. "Untuk pawai ogoh-ogoh di Cimahi mungkin disesuaikan dengan kondisi yang ada. Semoga kedepannya budaya ini bisa lebih dikenal lagi tidak hanya di Bali, " ungkapnya.

    "Untuk pawai ogoh-ogoh di Cimahi mungkin disesuaikan dengan kondisi yang ada. Semoga kedepannya budaya ini bisa lebih dikenal lagi tidak hanya di Bali, " ungkapnya.

    Ketua PH PHDI Provinsi Jabar Brigjen (Purn) I Made Riawan S.Psi, M.I.P mengatakan bahwa kegiatan pawai ogoh-ogoh tersebut merupakan bagian dari rangkaian menyambut Hari Raya Nyepi tahun ini. "Hari ini kita berkumpul di Cimahi melaksanakan kegiatan pawai budaya disertai beberapa ogoh-ogoh yang lazimnya digelar di Bali. Acara ini tidak terlepas dari rangkaian kegiatan menyambut perayaan Nyepi, " ujarnya.


    Menurut dia, kegiatan pawai ogoh-ogoh kali pertama digagas para umat Hindu Cimahi. Filosofi pawai ogoh-ogoh sendiri bertujuan untuk melenyapkan sifat-sifat keraksasaan dan mengembalikan kekuatan positif dari alam.

    "Yang pertama di Cimahi, merupakan impian sekian lama yang akhirnya terlaksana. Terutama dari ide anak muda Hindu, sehingga saya dan beberapa tokoh menindaklanjuti keinginan tersebut dan melalui proses pembentukan panitia sampai perijinan hingga kegiatan hari berjalan aman dan lancar, " katanya.

    Terselenggaranya pawai budaya tersebut menurut dia, sebagai wujud mempertahankan tradisi budaya. "Serta mengenalkan tradisi budaya di daerah rantau dengan mengedepankan semangat toleransi beragama. Perbedaan apabila dikelola dengan baik akan menjadi suatu keindahan, " ucapnya.


    Sutisna

    Sutisna

    Artikel Sebelumnya

    Personil Lalu Lintas Polsek Cimahi melaksanakan...

    Artikel Berikutnya

    Perang Sarung Resahkan Warga, Polsek Cimahi...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Polda Jabar Ungkap Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pelanggaran Aturan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Secara Tidak Prosedural
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami